-->

Supported by Sasuke Blog

Sabtu, 13 Juli 2013

Lisan ...

Kata Mutiara di bulan Ramadhan“Lisan yang indah di bulan ramadhan adalah lisan yang kering dari air minum namun basah karena dzikir. Mata yang indah di bulan ramadhan adalah mata yang menutupi diri untuk melihat kekurangan orang lain dan selalu memandang segala sesuatu yang terlihat melainkan penuh dengan hikmah yang di dapat. Kaki yang indah di bulan ramadhan adalah kaki yang setiap langkahnya hanya untuk mencari dan mencari keridloan Alloh Swt. Tangan yang indah di bulan ramadhan adalah tangan yang selalu terulur untuk menolong sesamanya karena Alloh dan pribadi yang indah di bulan ramadhan adalah pribadi yang seluruh waktunya penuh dengan nama-nama Alloh yang maha suci dan maha pemberi ampunan.”

Kamis, 11 Juli 2013

Bergaul Dengan Akhlak baik

Mungkin engkau pernah mendengar atau membaca hadits Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu ‘anhu yang menyebutkan sabda sang Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam:

اتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada. Susullah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskan kejelekan tersebut, dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad 5/135, 158, 177, At-Tirmidzi no. 1987, dan selain keduanya. Dihasankan Al-Imam Al-Albani rahimahullahu dalam Shahihul Jami’ no. 97 dan di kitab lainnya)

Hadits ini, kata Asy-Syaikh Al-’Allamah Abdurrahman ibnu Nashir As-Sa’di rahimahullahu merupakan hadits yang agung. Di dalamnya, Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wasallam mengumpulkan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hak hamba-hamba-Nya. Hak Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap hamba-Nya adalah agar mereka bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benar takwa. Mereka berhati-hati dan menjaga diri agar tidak mendapat kemurkaan dan azab-Nya, dengan menjauhi perkara-perkara yang dilarang dan menunaikan kewajiban-kewajiban. Wasiat takwa ini merupakan wasiat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada orang-orang terdahulu maupun belakangan. Sebagaimana takwa merupakan wasiat setiap rasul kepada kaumnya, di mana sang rasul menyerukan:

أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ

“Beribadahlah kalian kepada Allah dan bertakwalah kepada-Nya.” (Nuh: 3)

Tentang perangai orang yang bertakwa ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan antara lain dalam firman-Nya berikut ini:

لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

“Bukanlah menghadapkan wajah kalian ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, ibnu sabil, dan orang-orang yang meminta-minta, dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 177)

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ .الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Ali ‘Imran: 133-134)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sifat orang-orang yang bertakwa sebagai orang yang beriman dengan pokok-pokok keimanan (rukun iman), keyakinan-keyakinan, dan amal-amalnya, baik secara zhahir maupun batin, dengan menunaikan ibadah-ibadah badaniyah (yang dilakukan tubuh) dan maliyah (ibadah dengan harta). Orang yang beriman adalah orang yang sabar di dalam kesulitan dan kesempitan, memaafkan manusia, menanggung gangguan dari mereka dengan tabah dan justru berbuat baik kepada mereka. Orang-orang yang bertakwa adalah mereka yang bersegera meminta ampun dan taubat manakala mereka terjatuh ke dalam perbuatan keji atau menzalimi diri mereka sendiri.

Dalam hadits Abu Dzar di atas, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan agar seorang hamba terus-menerus bertakwa di mana saja ia berada, di setiap waktu dan setiap tempat, serta dalam segala keadaannya. Kenapa demikian? Karena si hamba sangat butuh kepada takwa, tak pernah bisa lepas darinya. Bila sampai lepas, ia akan binasa.

Namun yang namanya manusia pasti ada kekurangannya dalam menjalankan hak-hak dan kewajiban-kewajiban takwa. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk melakukan perkara yang dapat memberishkan cacat tersebut dan menghilangkannya. Yaitu, bila sampai si hamba jatuh dalam kejelekan maka ia bersegera menyusulnya dengan hasanah (kebaikan).

Hasanah sendiri adalah nama dari segala perbuatan yang dapat mendekatkan seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hasanah yang paling agung yang dapat menolak kejelekan adalah taubat nasuha, istighfar dan inabah (kembali) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengingat dan mencintai-Nya, takut dan berharap kepada-Nya, serta berambisi untuk meraih keutamaan-Nya setiap waktu.

Termasuk hasanah yang dapat menolak kejelekan adalah memaafkan manusia, berbuat baik kepada makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala, menolong orang yang sedang ditimpa musibah, memberikan kemudahan bagi orang yang kesulitan, menghilangkan kemadharatan dan kesempitan dari hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ

“Sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan menghapuskan kesalahan-kesalahan.” (Hud: 114)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

الصَّلَوَاةُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لِمَ بَيْنَهُنَّ مَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ

“Shalat yang lima, Jum’at ke Jum’at, dan Ramadhan ke Ramadhan, merupakan penghapus kesalahan yang dilakukan di antaranya, selama dijauhi dosa-dosa besar.” (HR. Muslim no. 223)

Banyak lagi dalil lain yang menunjukkan diperolehnya ampunan berkat amalan ketaatan.

Musibah yang menimpa seorang hamba juga merupakan penghapus kesalahan. Karena tidaklah seorang mukmin ditimpa kesedihan, gundah gulana, sakit bahkan sekadar tertusuk duri melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Sebagaimana dikabarkan dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (no. 5641) dan Muslim (no. 2753).

Musibah itu bisa berupa hilangnya sesuatu yang dicintai, atau terkena sesuatu yang dibenci pada tubuh, hati ataupun harta, baik yang sifatnya di dalam maupun di luar. Musibah ini bukan sengaja dilakukan hamba terhadap dirinya. Karena itulah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan seorang yang tertimpa musibah untuk melakukan amalan yang merupakan perbuatannya, dilakukan dengan kesadarannya, yaitu menyusul kejelekan yang terlanjur dilakukan atau kejelekan yang menimpa dirinya dengan kebaikan.

Pada akhirnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berpesan, “Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”

Akhlak baik terhadap manusia yang pertama adalah menahan diri dari mengganggu mereka dari segala sisi. Memaafkan keburukan mereka dan gangguan mereka terhadapmu, kemudian engkau bermuamalah dengan mereka dengan muamalah yang baik dalam ucapan maupun perbuatan. Termasuk akhlak baik yang paling khusus adalah sabar menghadapi mereka, tidak jenuh dengan mereka, berwajah cerah, berkata lembut, berucap indah yang menyenangkan teman duduk, memberikan kegembiraan pada teman, menghilangkan rasa tidak enak di hati mereka, dan terkadang memberikan gurauan jika memang ada maslahat. Akan tetapi tidak sepantasnya banyak bergurau atau guyonan. Karena bercanda dalam ucapan seperti garam pada makanan. Kalau tidak ada garam, makanan terasa hambar, namun bila terlalu banyak makanan menjadi asin. Dengan demikian, bila bercanda ini tidak ada atau sebaliknya melebihi batasan, maka menjadi tercela.

Termasuk akhlak yang baik adalah bergaul kepada manusia dengan apa yang pantas bagi mereka dan sesuai dengan keadaannya, dengan memandang apakah orang yang diajak bergaul itu masih kecil atau sudah besar, berakal atau terbelakang, seorang alim ataukah orang yang jahil/bodoh.

Sungguh, siapa yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merealisasikan takwanya dan bergaul baik kepada manusia dengan perbedaan tingkatan mereka berarti ia telah mencapai kebaikan secara keseluruhan, karena ia telah menegakkan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hak para hamba. Juga karena ia termasuk orang yang berbuat ihsan dalam beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbuat ihsan terhadap hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

(Dinukil Ummu Ishaq Al-Atsariyyah dari kitab Bahjatu Qulubil Abrar wa Qurratu ‘Uyunil Akhyar fi Syarhi Jawami’il Akhbar, karya Al-’Allamah Abdurrahman ibnu Sa’di rahimahullahu, hal 48-50)

Sumber: Majalah Asy Syariah No.53/V/1430 H/2009 halaman 89 s.d. 91
http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/akhlak-adab/bergaul-dengan-akhlak-yang-baik/#more-2377

Malu

Harga diri seorang muslim bisa dilihat dari sifat malunya, terutama wanita…rasa malu merupakan bagian penting dari muru’ahnya..
Disebutkan dalam sebuah hadits:

“Keimanan itu ada tujuh puluh sekian cabang atau keimanan itu ada enam puluh sekian cabang. Seutama-utamanya ialah ucapan La ilaha illallooh dan serendah-rendahnya ialah menyingkirkan gangguan dari jalan dan malu itu adalah cabang dari keimanan.” (Muttafaq ‘alaih)

Jika rasa malu itu hilang dari dalam diri manusia, maka akan tercipta berbagai tindakan yang jauh dari norma-norma (baik norma sosial maupun agama), terjadi kesewenang-wenangan, tidak ada rasa risih bagi seseorang ketika melakukan kemaksiatan, merasa aman dari dosa yang telah dilakukan, dan lain sebagainya… Hilangnya rasa malu menimbulkan sifat takabbur atas tindakan tercela yang telah dilakukan jika penempatan rasa malu itu ditempatkan bukan pada tempatnya…
 
Dari Abu Mas’ud, ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshori Al Badri rodhiyalloohu’anhu, ia berkata: Rosulullooh sholalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya di antara ungkapan yang dikenal manusia dari ucapan kenabian terdahulu ialah: Jika engkau tidak (memiliki) malu, (maka) berbuatlah semaumu (sesukamu).” [HR. al-Bukhori]
 
Hilangnya rasa malu dalam melakukan kemaksiatan adalah suatu musibah…
Terkadang diamnya seseorang atas suatu perkara yang menarik hatinya bukan berarti seseorang itu acuh tak acuh terhadap perkara tersebut, tapi rasa malu menahannya untuk tidak melakukan perbutan yang sia-sia dan menimbulkan malapetaka…
Nas’alullooh assalama’ah wal ‘afiyyah
 
 
Sumber :Ummu aisyah

Politik Islam

"Kebangkitan suatu bangsa di dunia selalu bermula dari kelemahan. Sesuatu yang sering membuat orang percaya bahwa kemajuan yang mereka capai kemudian adalah sebentuk kemustahilan. Tapi, di balik anggapan kemustahilan itu, sejarah sesungguhnya telah mengajarkan kepada kita bahwa kesabaran, keteguhan, kearifan, dan ketenangan dalam melangkah telah mengantarkan bangsa-bangsa lemah itu merangkak dari ketidakberdayaan menuju kejayaan." (Hasan Al-Banna; Risalah Ila Ayyu Syain Nad u An-Naas.)

Dalam sejarah kehidupan bangsa-bangsa, kebangkitan dan kemajuan adalah sebuah keniscayaan yang mesti diyakini. Namun, kelemahan yang sedang mengungkung suatu bangsa seringkali memicu keputusasaan sehingga bayang-bayang ketidakpastian dan kemustahilan menjadi begitu kuat. Realitas kejiwaan masyarakat inilah yang ingin didobrak oleh Hasan Al-Banna, dengan salah satu ungkapannya: "Inna haqaiqa al-yaumi hiya ahlamu al-amsi, wa ahlama al-yaumi haqaiqu al-ghadi (Sesungguhnya kenyataan hari ini adalah mimpi kemarin, dan mimpi hari ini akan menjadi kenyataan esok hari)."

Sementara akar penyebab kelemahan yang sebenarnya ada pada kehancuran jiwa masyarakatnya. Ini yang secara kuat dicemaskan oleh Abul Hasan An-Nadwi dengan ucapannya, "Kemanusiaan sedang ada dalam sakratul maut.”. Bahkan, kecemasan dunia modern yang digjaya seperti Amerika misalnya, juga terletak di sini. Laurence Gould pernah mengingatkan publik Amerika, "Saya tidak yakin bahaya terbesar yang mengancam masa depan kita adalah bom nuklir. Peradaban AS hancur ketika tekad mempertahankan kehormatan dan nilai-nilai moral dalam hati nurani warga kita telah mati." (Hamilton Howze, The Tragic Descent: America in 2020 , 1992).

Dari pemahaman inilah, Hasan Al-Banna menyimpulkan bahwa pilar kekuatan utama membangun kembali umat adalah kesabaran (ash-shabru), keteguhan (ats-tsabat), kearifan (al-hikmah), dan ketenangan (al-anat) yang kesemuanya menggambarkan kekuatan kejiwaan (al-quwwah an-nafsiyah) suatu bangsa. Dan Hasan Al-Banna menyimpulkan adanya lima babak yang akan dilalui. Kesimpulan ini berangkat dari analisa sejarah perjalanan bangsa-bangsa dan upaya memahami arahan-arahan Rabbani

Berikut Seri Pemikiran Politik Hasan Al-Banna: Lima Babak Kebangkitan Umat

1. Kelemahan (adh-dho fu).
Faktor utama kelemahan adalah terjadinya kesewenang-wenangan rezim kekuasaan yang tiranik. Kekuasaan inilah yang memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan masyarakat dan memberangus potensi-potensi kebaikannya dengan dalih kepentingan kekuasaan. "Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah-belah, dengan menindas segolongan dari mereka, membunuh anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Firaun termasuk orang yang membuat kerusakan." (QS. 28:4) Itulah sebabnya tujuan pertama transisi politik menurut Al-Banna adalah membebaskan umat dari belenggu penindasan dalam kehidupan politik.

2. Kepemimpinan (az-zuaamah).
Sejarah perubahan menunjukkan bahwa upaya bangkit kembali dari kehancuran membutuhkan seorang pemimpin yang kuat. Kepemimpinan ini mesti muncul pada dua wilayah, yaitu pemimpin di tengah-tengah masyarakat (az-zuaamah ad-da wiyah) yang menyeru kepada kebaikan dan pemimpin pemerintahan (az-zuaamah as-siyasiyah) yang sejatinya muncul atau menjadi bagian dari mata rantai barisan penyeru kebaikan itu. "Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi(QS. 24:55). Ini artinya kekuatan-kekuatan Islam mesti mempersiapkan diri secara sistematis, sehingga masa transisi politik menjadi kesempatan untuk meneguhkan kepemimpinan dakwah dan untuk meraih kepemimpinan politik. Inilah tantangan sekaligus rintangan terberat kaum muslimin pada hari ini.

3. Pertarungan (ash-shiraa u)
Ketika suatu bangsa memasuki masa transisi politik, Al-Banna mengingatkan akan muncul dan maraknya berbagai kekuatan ideologis yang lengkap dengan tawaran sistem dan para penyerunya. Akan terjadi kompetisi terbuka untuk menanamkan pengaruh, meraih dukungan dan memperebutkan kekuasaan. Ada dua karakter dasar ideologi-ideologi kuffar. Pertama, secara hakiki ia berlawanan dengan ideologi Islam. Dan kedua, untuk menjamin eksistensinya di muka bumi, ideologi-ideologi kuffar itu akan berupaya menghancurkan ideologi Islam. Pertarungan terberat adalah pada upaya untuk membebaskan diri dari mentalitas, sikap, perilaku dan budaya yang sudah terkooptasi oleh ideologi materialisme-sekuler. Pertarungan ini tidak bisa dimenangkan dengan kekuatan senjata, tetapi dengan bangunan keimanan baru yang memantulkan izzah (harga diri) umat di hadapan peradaban-peradaban kuffar.

4. Iman (Al-Iman)
Pertarungan ideologi di fase transisi menuju kebangkitan adalah masa-masa ujian berat bagi umat. Pertarungan akan memunculkan dua golongan manusia. Pertama, mereka yang tidak istiqamah dengan cita-cita Islam dan menggadaikan perjuangannya demi keuntungan-keuntungan material. Perjuangan bagi mereka adalah bagaimana mengumpulkan sebanyak-banyaknya perhiasan dunia sesuatu yang tidak mereka miliki sebelumnya. Golongan kedua, adalah mereka yang istiqamah dan iltizam dengan garis dan cita-cita perjuangan. Besarnya kekuatan musuh justru menambah keimanan mereka dan semakin mendekatkan diri mereka kepada Allah. Inilah golongan yang sedikit, tapi dijanjikan kemenangan oleh Allah. Proses kebangkitan umat tidak akan berjalan tanpa keberadaan mereka; orang-orang yang akan menorehkan garis sejarah panjang perjuangan yang diliputi berbagai keistimewaan dan keajaiban.

5. Pertolongan Allah (Al-Intishar)
Inilah hakikat kemenangan bagi umat, yaitu ketika Allah swt. telah menurunkan pertolongannya untuk mencapai kemenangan sejati. Kemenangan tidak semata diukur oleh terkalahkannya musuh. Tetapi, kemenangan adalah ketika tangan-tangan Allah ikut bersama kita menghancurkan seluruh kekuatan musuh. Inilah awal tumbuhnya kehidupan baru di mana Allah akan menerangi dengan cahayaNya dan Allah akan menaungi kehidupan umat dengan Keperkasaan dan Kasih-sayangNya. Di sinilah pembalikan keadaan (tabdil) dalam kehidupan akan terjadi. Kemakmuran, keamanan, kedamaian dan keadilan akan menjadi nikmat yang bisa dimiliki setiap makhluk yang mendiami negeri itu. "Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan nikmatNya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus dan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang besar." (QS. Al-Fath: 1-3)

Rabu, 10 Juli 2013

Kata - kata bijak Motivasi

Menjadi org pintar & mengetahui byk hal blm tentu membuatmu sukses. Kadang kejeniusan anda dpt menghambat jika anda tidak BIJAKSANA

Belajar tapi Tidak Berpikir2 adalah Sia sia begitu jg Berpikir tapi Tidak Belajar adalah Berbahaya

Mendapatkan yang Anda kejar adalah Kesuksesan, tapi mencintai perjalanan selama Anda berusaha mendapatkannya itulah Kebahagiaan.

Visi tanpa eksekusi adalah lamunan. Eksekusi tanpa visi adalah mimpi buruk.

Kebaikan yang engkau lakukan hari ini, mungkin saja besok sudah dilupakan orang tapi bagaimanapun tetaplah berbuat baik

Pukulan dari sahabatmu lebih baik dari pada ciuman dari musuhmu

Jangan bersedih kenapa harus terjadi tetapi tersenyumlah karna itu telah menjadikan pengalaman yg boleh kita alami

Ketika hati masih menginginkan seseorang di masa lalu kembali dengan kenangan indah dulu, lihatlah bahwa hidup maju untuk masa depan

Kita tak Mampu mengganti Hari Kemaren, karena kita hanya bisa Hidup untuk Hari ini dan Merencanakan yg Lebih Baik di Esok Hari

Siapa yang menggali jebakan untuk orang lain, akan jatuh sendiri.

Bibit kepercayaan yang paling kecil masih lebih baik dari buah kebahagiaan yang terbesar

Saya percaya bahwa pemimpin bertugas untuk menciptakan lebih banyak pemimpin, bukan lebih bnyak pengikut. – Ralph Nader

Sebagian orang mengatakan kesempatan hanya datang sekali, itu tdk benar. Kesempatan itu selalu datang, tapi Anda harus siap menanggapinya

jangan terlalu memprioritaskan kebutuhan yang mungkin tak akan bermanfaat di Masa Depan

Hidupkanlah hidupmu dengan kehidupan yang menghidupkan. Jangan pernah patah semangat karena perjuangan Anda adalah keberhasilan Anda

Kemenangan hanya diberikan kepada mereka yang terus berjuang dan berusaha, mereka telah tanpa sadar memantaskan dirinya untuk menerimanya

Selasa, 09 Juli 2013

Jadual Ramadhan Seluruh Indonesia

Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1434 H - 2013 M

Buat dan unduh jadwal imsakiyah dan shalat selama bulan Ramadhan untuk wilayah Indonesia

Halaman ini dapat digunakan untuk membuat jadwal imsakiyah bagi kota-kota atau lokasi di seluruh Indonesia. Jadwal dapat diunduh dalam format tabel teks, PDF atau Excel. Data lokasi diperoleh melalui layanan Peta Google dan layanan geocoding lainnya. Perhitungan waktu sholat berdasarkan kriteria Kementerian Agama Republik Indonesia.
Catatan:
Tanggal awal dan akhir Ramadhan dalam kalender ini adalah hasil hisab. Keduanya dihitung berdasarkan kemungkinan bisa dilihatnya bulan sabit di wilayah Indonesia (imkanur rukyat atau rukyatul hilal).

1 Ramadhan 1434 Hijriyah: 10 Juli 2013 M

1 Syawal 1434 Hijriyah: 9 Agustus 2013 M

silahkan klik  : Alhabib Web Service - www.al-habib.info

Senin, 08 Juli 2013

Untuk Anda Yang Berjumpa Ramadhan

Wahai saudaraku ku tulis ini sebagai nasehat untukku dan untukmu tentang apa yang harus kita persiapkan atau kita lakukan bagi kita yang berjumpa di bulan Ramadhan ada beberapa pesan dan nasehat untuk kita semua dengan harapan kita melewati ramadhan ini lebih berarti.

Pesan pertama: Syukuri nikmat berjumpa dengan bulan Ramadhan. Diantara nikmat yang besar dimana Allah memberikan kesempatan kepada kita berjumpa di bulan ramadhan ini, bulan yang penuh berkah/kebaikan kesempatan kita untuk beramal, maka syukuri wahai para hamba Allah nikmat ini. Coba kita pikirkan siapa yang sudah tidak bersama kita lagi ada bulan ramadhan ini, namun Allah masih memanjangkan umur kita sehingga kita masih mempunyai kesempatan untuk bertaubat kepada Allah dan beramal shalih. Allah Subhaanahu wata’aala berfirman:

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللهِ لا تُحْصُوهَا

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menghitungnya.” (an-Nahl:18)

 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Pergunakanlah yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, waktu luangmu sebelum waktu sempitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” (HR. al-Hakim no 7846 – an-Nasa’i no 11832 dan dishahhihkan oleh syaikh Al-Albani di Shahih Al-Jami’ no 1077)

Sumber : Pusat Informasi kajian Ahlussunah Waljamaah cileungsi

Sabtu, 06 Juli 2013

Marhaban Ya Ramadhan

Saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa 1434 H, semoga apa yang kita kerjakan di bulan puasa yang penuh rahmat ini mendapat rahmat dan karunia Allah SWT Amiin, Disini saya menguraikan sedikit tentang puasa.



 Puasa artinya menahan diri dari makan dan minum serta segala perbuatan yang bisa membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hinggalah terbenam matahari, untuk meningkatkan ketakwaan seorang muslim. Perintah puasa difirmankan oleh Allah pada Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 183.

Jumat, 05 Juli 2013

Takabur

Dahulu aku bertekad untk merubah dunia,setelah lama bergulir ternyata dunianyapun berubah,akhirnyapun aku mempersempit untuk merubah masyarakatku,....akan tetapi perubahan tak kunjung datang.

Kamis, 04 Juli 2013

Cara Mengubah Tampilan Facebook Terbaru 2013


Cara Mengubah Tampilan Facebook Terbaru 2013.  akan memberikan cara mengubah tampilan facebook terbaru yang sangat menarik dan lebih ringan. Facebook sendiri merupakan soisal media yang terbesar di dunia,dan Indonesia sendiri sangat banyak penggunanya. 

Masih adakah hari esok

Pernahkah kalian berpikir saat kalian bangun dari tidur di pagi ini bahwa masihkah besok kita masih diberi kehidupan dan jalani aktivitas kita? Lagi?. Entah di mana pun kalian berada, tappi kita menghirup udara yang sama. Hidup di Bumi yang sama. Dan akan mati dengan status yang sama pula sebagai manusia yang tak sempurna. Yang membuat kita berbeda hanyalah amalan kita. Menentukan apakah kita berjalan lurus menuju kenyamanan Surga Nya atau terjatuh ke dalam panasnya api Neraka Nya. Tidak ada manusia yang sempurna. Tiap manusia pasti mempunyai
dosa, tapi kapankah kita bisa menebusnya dengan pahala?. Sebagai manusia kita sering bersifat kontradiktif, kita ingin menebus kesalahan kita tapi kita malas untuk berusaha memperbaikinya.
Menurut data yang saya peroleh, di Indonesia ada sekitar 6 juta orang meninggal per tahunnya atau sekitar 700.000 orang meninggal tiap jamnya. Bayangkan jika undian itu kita yang mendapatkan.
Mungkin tidak ada yang menginginkannya. Tapi kematian itu pasti datang kesetiap diri kita, kematian bagai tamu yang tiba-tiba datang. Mengetuk pintu rumahmu. Pertanyaannya hanya satu, sudah siapkah kita?. Apa pun alasannya kita memang harus siap.

Katakanlah: ”Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), Yang Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS. Al Jumu’ah:8)
Kita memang tidak sempurna, namun apakah kita tidak sebaiknya berusaha menjadi sesempurna mungkin dihadapan Nya?. Diri kita sendiri yang memutuskan. Semoga Allah SWT selalu bersama dan menuntun kita menuju cahaya

Rabu, 03 Juli 2013

Cobaan itu ada


Dalam hidup ini adakalanya kita perlu menangis, agar kita sedar hidup ini bukan hanya untuk bergembira & berketawa, adakalanya kita perlu ketawa agar kita tahu menghargai nilai setitis air mata, kalau kita tidak merasa kesulitan hari ini,

Selasa, 02 Juli 2013

Just for Allah

Hijabku bukan sekedar sandangan gaya
Hijabku juga bukan ingin pamer karna ingin di pandang mulia
Hijabku hanya karna "ALLAH" saja
Karna perintah mengikuti syariat agama
Jangan engkau kira aku berhijab
sudah menjadi orang suci tanpa noda
Karna pada dasarnya aku tetap manusia biasa
Tapi dengan berhijab aku ingin menjadi orang yang solehah
Yang selalu taat pada Allah dan Rosul-Nya.