-->

Supported by Sasuke Blog

Kamis, 11 Juli 2013

Malu

Harga diri seorang muslim bisa dilihat dari sifat malunya, terutama wanita…rasa malu merupakan bagian penting dari muru’ahnya..
Disebutkan dalam sebuah hadits:

“Keimanan itu ada tujuh puluh sekian cabang atau keimanan itu ada enam puluh sekian cabang. Seutama-utamanya ialah ucapan La ilaha illallooh dan serendah-rendahnya ialah menyingkirkan gangguan dari jalan dan malu itu adalah cabang dari keimanan.” (Muttafaq ‘alaih)

Jika rasa malu itu hilang dari dalam diri manusia, maka akan tercipta berbagai tindakan yang jauh dari norma-norma (baik norma sosial maupun agama), terjadi kesewenang-wenangan, tidak ada rasa risih bagi seseorang ketika melakukan kemaksiatan, merasa aman dari dosa yang telah dilakukan, dan lain sebagainya… Hilangnya rasa malu menimbulkan sifat takabbur atas tindakan tercela yang telah dilakukan jika penempatan rasa malu itu ditempatkan bukan pada tempatnya…
 
Dari Abu Mas’ud, ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshori Al Badri rodhiyalloohu’anhu, ia berkata: Rosulullooh sholalloohu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya di antara ungkapan yang dikenal manusia dari ucapan kenabian terdahulu ialah: Jika engkau tidak (memiliki) malu, (maka) berbuatlah semaumu (sesukamu).” [HR. al-Bukhori]
 
Hilangnya rasa malu dalam melakukan kemaksiatan adalah suatu musibah…
Terkadang diamnya seseorang atas suatu perkara yang menarik hatinya bukan berarti seseorang itu acuh tak acuh terhadap perkara tersebut, tapi rasa malu menahannya untuk tidak melakukan perbutan yang sia-sia dan menimbulkan malapetaka…
Nas’alullooh assalama’ah wal ‘afiyyah
 
 
Sumber :Ummu aisyah

0 komentar :

Posting Komentar